Bata Ringan Sebagai Pengganti Bata Merah

Dinding rumah pada umumnya terbuat dari bata merah. Seiring waktu, untuk mendapatkan tanah liat sebagai materi utama pembuatan bata merah ternyata tidaklah mudah. Makin hari luas lahan tanah liat kian berkurang. Akibatnya, stok bata merah juga semakin menurun. Namun Anda tidak perlu khawatir. Berkat kemajuan teknologi, sebuah rekayasa teknologi bahan bangunan telah melahirkan inovasi yang luar biasa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menemukan bata ringan sebagai pengganti bata merah untuk dinding.

Perbedaan bata ringan dengan bata merah terletak pada komposisi bahannya. Bata ringan terbuat dari campuran pasir dan semen sehingga bobotnya sangat ringan sekali sedangkan bata merah terbuat dari tanah. Selain itu, proses pengeringan bata ringan dengan sistim Autoclaved Aerated Concrete (AAC) sedangkan bata merah dengan cara pembakaran. Dari sisi pengerjaannya, bata ringan diproduksi oleh industri berskala besar sedangkan bata merah bisa dihasilkan oleh home industry.
Kelayakan bata ringan sebagai pengganti bata merah sudah tidak diragukan lagi. Karena dari segi kekuatannya, bata ringan telah teruji memiliki kekuatan yang sama dengan bata merah. Perbedaannya terletak pada sisi beratnya sehingga sangat cocok dipakai pada daerah yang rawan gempa seperti di Indonesia.
Dengan beberapa keunggulannya, Anda layak menjadikan bata ringan sebagai pengganti bata merah. Berikut ini sejumlah keunggulan yang dimiliki bata ringan:
<p>Your browser does not support iframes.</p>

• Kedap air sehingga membuat dinding tahan terhadap rembesan air;
• Mempercepat proses pengerjaannya karena ukurannya yang lebih lebar serta bobotnya yang ringan;
• Tahan terhadap api karena terbuat dari campuran pasir silika sehingga bisa menyerap panas. Akibatnya, suhu di dalam bangunan menjadi lebih rendah. Dan hal ini bisa mengurangi risiko kebakaran serta menghemat listrik, khususnya pada ruangan yang berAC;
• Kedap suara sehingga mampu mengurangi tingkat kebisingan suara dari luar dan bisa memberikan kenyamanan yang lebih ;
• Kuat karena diproses melalui pemberian uap;
• Ringan sehingga mampu mengurangi beban konstruksi;
• Mudah pengerjaannya karena bisa digergaji, dibor, dan tidak memerlukan peralatan khusus;
• Efisien karena bisa menghemat pemakaian semen, yakni hanya dengan mengoleskan semen sekitar tiga mili saja maka antar bata sudah bisa melekat kuat. Hanya saja semen yang dipakai haruslah semen mortar (instan).

Penggunaan bata ringan sebagai pengganti bata merah tentu juga memiliki sejumlah kekurangan. Yakni hanya cocok jika digunakan pada bangunan dengan bidang lebar sehingga tidak sesuai jika diaplikasikan pada bangunan yang menghendaki detail khusus. Selain itu warnanya yang pucat membuat dinding menjadi tidak menarik.